Advertisement
Endapan minyak bumi di Indonesia berhubungan erat dengan cekungan-cekungan sedimen tersier. Formasi batu pasir yang bersifat serpihan dan gampingan serta batuan vulkanik berfungsi sebagai batuan waduk atau penjebak. Dari cekungan-cekungan di Indonesia (60 cekungan), proses terbentuknya minyak bumi terjadi dan diperkirakan jumlah minyak yang dapat dimanfaatkan dari potensi yang ada mencakup 50 milyar barrel dan merupakan 25% dari seluruh cadangan yang diperkirakan.
Cekungan sedimen tersier di Indonesia dapat dibagi menjadi dua subcekungan, yaitu Cekungan Sedimen Tersier Wilayah Barat dan Cekungan Sedimen Tersier Wilayah Timur. Batas antara dua wilayah tersebut adalah garis isobat (garis yang menghubungkan kedalaman laut yang sama) 200 meter. Garis tersebut memanjang arah utara- selatan mulai lepas pantai Kalimantan Timur (Selat Makassar) ke arah selatan hingga Selat Lombok. Cekungan Sedimen Tersier Wilayah Barat antara lain tersebar di sekitar Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Cekungan Sedimen Tersier Wilayah Timur terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Proses terbentuknya minyak bumi dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
- Proses pengendapan batuan induk pembentuk minyak (source rock). Pada tahap ini batuan yang mengendap mengandung sisa-sisa organisme hewan atau tumbuhan yang merupakan unsur karbon. Proses ini berlangsung jutaan tahun. Pengendapan terjadi di daerahdaerah cekungan (geosinklinal) di daratan atau di dasar laut.
- Proses pematangan batuan induk (maturity). Konsentrasi endapan sisa organisme terdapat di lapis dalam endapan, sementara lapislapis di atasnya yang menimbuninya makin menebal sehingga terjadi pemadatan (compaction), pembatuan (litification), dan pematangan (maturity). Temperatur bumi yang meningkat menyebabkan batuan induk yang mengandung karbon (C) bereaksi dengan hidrogen (H) dan membentuk senyawa baru hidrokarbon yang banyak mengandung minyak dan gas. Bakal minyak yang terdapat pada batuan induk tersebut dinamakan kerogen, yang akan berubah wujud menjadi cair.
- Proses migrasi minyak dari batuan induk ke batuan sarang (reservoir). Akibat tekanan yang tinggi, minyak akan keluar dari batuan induknya ke batuan sarang.
- Proses pemerangkapan (trapping). Minyak cair terperangkap pada batuan berpori (reservoir) yang memiliki daya alir baik.
Selanjutnya, jika gejala-gejala geologis di daerah cekungan yang terisi penuh oleh lapisan-lapisan endapan terus berlangsung dalam perimbangan gaya, dalam proses pemadatan, cairan minyak akan menyusup dan berkonsentrasi di bagian-bagian perlapisan yang mencembung (bentuk tektogen antiklin), sementara orogen antiklin muka diratakan oleh gaya eksogen.
Cairan minyak di antiklin itu terpisah-pisah, gas yang berat jenisnya terendah terkumpul di atas, air tanah dan air garam-garaman di lapisan bawah, sedangkan minyak berada di antara keduanya. Pada umumnya, endapan minyak dijumpai di daerah geosinklin yang telah mengalami perubahan di formasi antiklin. Oleh sebab itu, penambangan minyak bumi banyak diusahakan orang di bentang dataran rendah atau relief dangkal. Dataran ini terbentuk dari perubahan cekungan yang menjadi relief datar karena terisi endapanendapan dalam masa geologi yang sangat panjang. Eksplorasi minyak dilakukan oleh ahli-ahli geologi teknik yang ahli mengenai formasi cekungan dan struktur pelapisan batuan sehingga dalam pencarian endapan minyak bumi tidak dilakukan di sembarang tempat.
Setelah proses terbentuknya minyak bumi terjadi, penambangan minyak bumi dilakukan dengan dua cara sebagai berikut.
- Pengeboran di daratan. Pengeboran ini menghasilkan minyak bumi mentah yang dialirkan melalui pipa menuju kilang-kilang penyulingan minyak bumi untuk diolah.
- Pengeboran lepas pantai (off shore). Minyak bumi mentah dipompa dan ditampung dalam tangki-tangki terapung, kemudian diangkut dengan kapal menuju kilang-kilang penyulingan minyak bumi untuk diolah.
0 Response to "Proses Terbentuknya Minyak Bumi"
Post a Comment