Kelembapan Udara dan Curah Hujan

Advertisement
curah hujan
Kelembapan udara adalah banyak-sedikitnya uap air di udara. Uap air di udara berasal dari penguapan di permukaan bumi, air laut, dan air pada tumbuh-tumbuhan. Kandungan uap air di udara berubahubah, bergantung pada temperaturnya. Makin tinggi temperatur di suatu tempat, makin renggang partikel udara di tempat tersebut. Akibatnya, kandungan uap airnya makin tinggi. Kelembapan mempengaruhi pengendapan air di udara yang berupa awan, kabut, embun, dan hujan.

Macam-macam kelembapan udara adalah sebagai berikut:
1) Kelembapan relatif (nisbi)
Kelembapan relatif adalah perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah uap air maksimum yang terkandung di udara pada suhu yang sama. Bila kelembapan relatif pada temperatur tertentu adalah 50%, berarti udara mengandung uap air yang massanya separuh jumlah massa uap air yang dapat dikandung udara pada temperatur tersebut. Bila kelembapan relatif mencapai 100%, berarti udara tersebut berada dalam keadaan jenuh. Udara dapat menjadi jenuh karena terjadi penambahan uap air atau terjadi pemampatan udara. Udara akan terasa nyaman bila kelembapan relatifnya berkisar antara 50% - 60%.

2) Kelembapan absolut (mutlak)
Kelembapan absolut adalah banyaknya uap air dalam udara pada suatu daerah tertentu yang dinyatakan dalam gram uap air per meter kubik. Hal ini tergantung pada temperatur yang mempengaruhi kekuatan udara untuk memuat uap air, tiap suhu mempunyai batas dari uap air yang dimuatnya. Misalnya, daerah pantai yang berdekatan dengan lautan sebagai sumber penguapan mempunyai kelembapan mutlak tertinggi. Daerah pedalaman yang jauh dari laut atau sumber air permukaan lainnya biasanya lebih kering. Kelembapan mutlak terendah di wilayah gurun pasir. Alat untuk mengukur kelembapan udara adalah higrometer.

Curah Hujan
Hujan merupakan peristiwa jatuhnya air, baik dalam bentuk cair maupun padat ke permukaan bumi. Hujan berasal dari air yang menguap akibat panas matahari dan panas ketinggian tertentu. Udara tersebut menjadi jenuh sehingga terjadi kondensasi atau pengembunan yang mengakibatkan uap air yang dikandung oleh udara berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air di udara (awan) yang makin berat akan turun sebagai hujan ke permukaan bumi. Curah hujan tahunan adalah banyaknya air yang jatuh di permukaan bumi dalam waktu satu tahun diukur 1 m3. Curah hujan diukur oleh alat pengukur hujan yang disebut penakar hujan. Alat penakar hujan biasanya dipasang di stasiunstasiun pengamat cuaca. Hasil pengukuran curah hujan di berbagai tempat dapat disajikan dalam bentuk tabel maupun peta.
 
Macam-macam hujan adalah sebagai berikut:
1) Hujan zenithal (konveksi)
Hujan zenithal terjadi pada saat daratan mengalami pemanasan yang tinggi. Udara di atas daratan akan mengalami pemanasan oleh peristiwa konduksi. Akibatnya, udara akan mengembang naik ke
atmosfer. Hujan ini terjadi oleh arus udara konveksi sehingga uap air di ekuator naik secara vertikal pada keadaan tertentu. Lapisan udara tersebut akan mengalami pengembunan, kemudian butiran embun dan es akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan konveksi. Hujan konveksi ini seringkali disertai oleh guruh, guntur, dan jatuhnya butiranbutiran es.
 
2) Hujan naik pegunungan (orografis)
Hujan ini terjadi akibat naiknya udara yang mengandung uap air di lereng pegunungan yang terdapat di tepi pantai. Setelah sampai di atas, udara akan mengalami pendinginan sehingga terjadi pengembunan. Pada saat mencapai titik jenuhnya, embun di awan akan jatuh sebagai hujan. Hujan akan jatuh di bagian lereng pegunungan tempat angin datang. Karena ketinggian lereng, maka terjadilah kondensasi dan turun hujan pada lereng menghadap arah angin. Lereng tempat jatuhnya hujan disebut daerah hujan. Lereng di belakangnya disebut daerah bayangan hujan.
 
3) Hujan frontal (konvergen)
Hujan frontal terjadi karena adanya pertemuan dua aliran udara di wilayah bertekanan udara rendah dan terjadi pada daerah linang sedang akibat panas yang mengandung uap air naik ke udara dingin, lalu terjadi kondensasi, akhirnya turun sebagai hujan. Hujan konvergen umumnya terjadi di wilayah tropis. Hujan konvergen umumnya sangat lebat, banyak guntur, dan sering disertai angin ribut.
 
4) Hujan siklon
Hujan siklon terjadi bila udara yang mengandung uap air naik ke atas dibawa oleh angin siklon, lalu terjadi kondensasi, akhirnya turun sebagai hujan.

0 Response to "Kelembapan Udara dan Curah Hujan"

Post a Comment