Advertisement
Tindakan sewenang-wenang dan
penindasan yang dilakukan oleh penguasa kolonial Eropa telah menimbulkan
kesengsaraan dan kepedihan, bangsa Indonesia. Menghadapi tindakan
sewenang-wenang dan penindasan itu menjadikan rakyat Indonesia memberikan perlawanan yang sangat gigih dan
terjadi di seluruh wilayah Indonesia, baik perlawanan terhadap Portugis maupun
Belanda. Sebagai rangkuman materi tidak semua perlawanan ditulis dalam
rangkuman ini, Beberapa perlawanan tersebut adalah sebagai berikut :
Perlawanan terhadap Portugis
a. Perlawanan rakyat Aceh terhadap
Portugis.
Sejak Portugis dapat menguasai Malaka, Kerajaan Aceh merupakan
saingan terberat dalam dunia perdagangan. Para pedagang muslim segera
mengalihkan kegiatan perdagangannya ke Aceh Darussalam. Keadaan ini tentu saja
sangat merugikan Portugis secara ekonomis, karena Aceh kemudian tumbuh menjadi
kerajaan dagang yang sangat maju. Melihat kemajuan Aceh ini, Portugis selalu
berusaha menghancurkannya sehingga rakyat Aceh melakukan perlawanan. Di antara
raja-raja Kerajaan Aceh yang melakukan perlawanan adalah:
- Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528) Berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis
- Sultan Alaudin Riayat Syah (1537–1568) Berani menentang dan mengusir Portugis yang bersekutu dengan Johor.
- Sultan Iskandar Muda (1607–1636) Raja Kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan Portugis adalah Iskandar Muda. Pada tahun 1615 dan 1629, Iskandar Muda melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka.
b. Perlawanan rakyat Ternate
melawan Portugis
Pada awalnya Portugis diterima
dengan baik oleh raja setempat dan diijinkan mendirikan benteng, namun
lama-kelamaan, rakyat Ternate mengadakan perlawanan. Perlawanan ini terjadi
karena sebab-sebab berikut ini:
- Portugis melakukan monopoli perdagangan.
- Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.
- Portugis ingin menyebarkan agama Katholik, yang berarti bertentangan dengan agama yang telah dianut oleh rakyat Ternate.
Rakyat Ternate dipimpin oleh
Sultan Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis, sehingga Portugis dapat
didesak. Pada waktu terdesak, Portugis mendatangkan bantuan dari Malaka
dipimpin oleh Antoni Galvo, sehingga Portugis mampu bertahan di Maluku.
Portugis melakukan tindakan licik
dengan mengajak Sultan Hairun berunding. Dalam perundingan, Sultan Hairun
ditangkap dan dibunuh. Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan
Sultan Baabullah (putera Sultan Hairun). Pada tahun 1574 benteng Portugis dapat
direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan
menetap di Timor-Timur sampai Tahun 1975.
0 Response to "Perlawanan rakyat Indonesia terhadap kekuasaan kolonial Portugis"
Post a Comment