Peristiwa Rengasdengklok

Advertisement
Peristiwa Rengasdengklok - Informasi tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu sudah diketahui oleh pemuda Indonesia sehingga mereka menuntut agar Soekarno dan Moh. Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, Soekarno dan Hatta berpendapat lain bahwa bangsa Indonesia lebih baik melanjutkan terlebih dahulu usaha yang sudah dimulai dari bawah atau lepas dari proses yang sudah berjalan. 

Hal itu tidak menjadi masalah, sebab Jepang sudah menyerah kalah. Hal yang penting adalah menghadapi keinginan Belanda untuk kembali menguasai Indonesia. Oleh karena itu, Soekarno dan Hatta ingin membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam rapat PPKI pada
18 Agustus 1945.

Para pemuda tidak menyetujui pendapat tersebut, sebab mereka berpendapat bahwa PPKI dianggap badan buatan Jepang. Menurut mereka bangsa Indonesia harus memproklamasikan kemerdekaannya agar terlepas dari penjajahan Jepang. Selain itu, Sutan Syahrir yang termasuk golongan tua, juga mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaannya.

Akhirnya, pada 15 Agustus 1945 golongan pemuda mengadakan rapat di Jalan Pegangsaan Timur No. 13. Tepatnya di ruangan Bacteriologis Laboratorium yang diketahui oleh Chairul Saleh. Dalam pertemuan ini dihasilkan suatu gagasan untuk memproklamasikan kemerdekaan oleh bangsa Indonesia sendiri. Mereka mengajak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan dan menyiapkan para pemuda, pelajar, dan mahasiswa untuk menghadapi situasi baru.

Dua orang pemuda yaitu Wikana dan Darwis diutus untuk menemui dan meminta agar Soekarno-Hatta menyatakan keinginan golongan pemuda. Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak menyetujui. Akhirnya, golongan pemuda ini memutuskan untuk mengamankan Soekarno-Hatta ke luar Kota Jakarta.  Tugas ini dilaksanakan oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dan Shodanco Singgih. Pada 16 Agustus 1945 Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok, yaitu sebuah kota kewedanaan di sebelah utara Karawang. 

Namun pada sore harinya, seorang tokoh generasi tua, yaitu Ahmad Soebardjo menyusul ke Rengasdengklok untuk mengembalikan Soekarno-Hatta. Golongan tua dan pemuda berunding dan sepakat dengan adanya jaminan dari Mr. Ahmad Soebardjo bahwa proklamasi akan diumumkan pada kesekian harinya, yakni pada 17 Agustus 1945.

0 Response to "Peristiwa Rengasdengklok"

Post a Comment