Advertisement
Gempa bumi dapat terjadi karena peristiwa tektonisme, vulkanisme, dan runtuhan. Akibat yang ditimbulkan oleh ketiga jenis gempa tersebut berbeda-beda. Pusat-pusat gempa bumi di Indonesia terletak pada wilayah yang dilalui deretan pegunungan muda dunia. Wilayah itu kita sebut dengan wilayah busur dalam dan busur luar. Pusat gempa bumi terdapat di wilayah daratan dan laut, yang sebagian besar terjadi di laut sehingga gempa di negara kita tidak sesering di Jepang yang pusat gempanya berada di daratan.
1. Gempa Tektonik
Gempa tektonik terjadi akibat peristiwa pergerakan lapisan kulit bumi atau adanya patahan akibat pergerakan lempeng bumi sehingga terjadi pemindahan atau pergeseran yang tiba-tiba di lapisan kulit bumi. Pemindahan atau pergeseran itu menimbulkan getaran di permukaan bumi yang disebut gempa tektonik. Gempa tektonik terjadi di wilayah yang luas karena pergeseran lempeng kulit bumi.
Gempa tektonik sangat berbahaya karena gerakannya cepat dan kuat meliputi wilayah yang luas sehingga sering menimbulkan kerusakan pada rumah dan gedung. Akibat yang ditimbulkan gempa tektonik sangat membahayakan karena merusak bangunan, muka bumi (retak, longsor, merosot), dan lingkungan. Kerusakan terjadi karena getarannya sangat kuat dan singkat hingga dapat merobohkan bangunan yang tidak tahan gempa. Wilayah korban gempa ini sangat luas, terutama bila gempa tersebut kuat.
Pada daerah subduksi terjadi pemampatan dalam waktu yang lama. Pemampatan ini semakin keras yang meliputi wilayah luas dan karena tekanan yang terus-menerus hingga terjadi gempa dahsyat, seperti gempa Flores 1992, Nabire 2004, Alor 2004, dan di Samudra Hindia yang lebih dikenal sebagai Gempa Aceh 2004.
Gempa dahsyat yang terjadi di dasar laut akan diikuti oleh tsunami (bahasa Jepang), yaitu gelombang panjang di pelabuhan atau gelombang laut periode panjang. Gelombang panjang ini dapat mencapai 800–1.000 km per jam pada laut dalam dan di daratan mencapai 80 km per jam. Gelombang ini membentuk gelombang tinggi dan menghancurkan ketika mendekati dan mencapai garis pantai.
2. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik adalah getaran di permukaan bumi yang disebabkan oleh peristiwa keluarnya magma dari dapur magma. Peristiwa magma keluar dari dapur magma, baik hanya di lapisan kulit bumi maupun sampai permukaan bumi menyebabkan getaran disebut magma vulkanik. Getaran gempa vulkanik terbatas di tubuh gunung api dan di daerah sekitarnya. Bahaya dari gempa vulkanik adalah bahan-bahan yang dikeluarkan oleh letusan gunung vulkanik, seperti batu-batuan, debu, lahar, dan gas beracun.
Akibat gempa vulkanik dapat membahayakan makhluk hidup dan lingkungan yang disebabkan oleh bahan letusan. Bila vulkanik berada di laut maka dapat menimbulkan gelombang pasang seperti Gunung Krakatau. Pada umumnya, wilayah korban letusan vulkanik meliputi wilayah sempit (sekitar gunung api) dibandingkan dengan gempa tektonik. Lokasi atau daerah gempa vulkanik terdapat di seluruh gunung api di Indonesia.
3. Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi akibat adanya tanah longsor, atap gua runtuh, atau tanah runtuh di lubang pertambangan yang menimbulkan getaran di muka bumi. Akibat gempa ini hanya dirasakan di sekitar gempa runtuhan atau bersifat lokal. Namun, akibat yang dirasakan dapat menimbulkan kematian bagi manusia yang tertimbun dan merusak bangunan di sekitar gempa runtuhan.
4. Gempa Buatan
Gempa buatan, yaitu gempa yang terjadi akibat ulah manusia. Contoh dari gempa jenis ini adalah adanya gempa yang diakibatkan peledakan bom. Bom besar dapat membuat getaran yang amat kuat sehingga mampu menghancurkan benda-benda di sekeliling kita.
Gempa menurut letak terjadinya, dapat dibedakan sebagai berikut.
Gempa berdasarkan hiposentrum (kedalaman pusat gempa), dibedakan sebagai berikut.
4. Gempa Buatan
Gempa buatan, yaitu gempa yang terjadi akibat ulah manusia. Contoh dari gempa jenis ini adalah adanya gempa yang diakibatkan peledakan bom. Bom besar dapat membuat getaran yang amat kuat sehingga mampu menghancurkan benda-benda di sekeliling kita.
Gempa menurut letak terjadinya, dapat dibedakan sebagai berikut.
- 1) Gempa episentrum, yaitu gempa yang terjadi di tepi kerak/lempeng samudra maupun lempeng benua.
- 2) Gempa hiposenstrum, yaitu gempa yang terjadi pada kedalaman tertentu pada lempeng samudra
- maupun lempeng benua.
Gempa berdasarkan hiposentrum (kedalaman pusat gempa), dibedakan sebagai berikut.
- Gempa dangkal, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya kurang dari 60 km.
- Gempa intermediet/menengah, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya antara 60 km-300 km.
- Gempa dalam, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya lebih dari 300 km.
0 Response to "Gempa Bumi dan Akibatnya"
Post a Comment